Profil Desa Plosowangi
Ketahui informasi secara rinci Desa Plosowangi mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Plosowangi, Cawas, Klaten. Menelisik keharuman sejarah di balik nama desa, potensi pertanian padi, dan keunggulan sektor peternakan itik sebagai pilar ekonomi kreatif dan sumber pendapatan andalan warga.
-
Identitas Sejarah yang Kuat
Memiliki nama unik yang diyakini berasal dari Pohon Ploso yang wangi (Butea monosperma), menjadi simbol kesuburan, keindahan, dan harapan bagi masyarakatnya.
-
Lumbung Padi Produktif
Sektor pertanian, khususnya tanaman padi, menjadi fondasi utama perekonomian desa yang didukung oleh lahan subur dan jaringan irigasi yang terkelola dengan baik.
-
Keunggulan di Sektor Peternakan Itik
Dikenal sebagai salah satu sentra peternakan itik (bebek) di wilayah Cawas, yang menghasilkan produk turunan seperti telur asin dan menjadi motor ekonomi alternatif yang signifikan.
Menyimpan keharuman dalam namanya, Desa Plosowangi di Kecamatan Cawas merupakan sebuah wilayah yang kaya akan sejarah filosofis dan potensi agraris. Nama yang terinspirasi dari pohon Ploso yang wangi ini menjadi cerminan sebuah desa yang subur, tenang dan produktif. Di balik hamparan sawahnya yang hijau dan membentang luas, Desa Plosowangi menyimpan keunggulan di sektor peternakan yang menjadi motor penggerak ekonomi alternatif dan memberikan ciri khas unik bagi masyarakatnya.
Letak Geografis dan Sebaran Demografi
Desa Plosowangi adalah salah satu dari 20 desa yang membentuk wilayah Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Topografi wilayahnya didominasi oleh dataran rendah yang subur, menjadikannya lokasi yang sangat ideal untuk kegiatan pertanian, terutama budidaya padi sawah yang menjadi komoditas utama dan telah diusahakan secara turun-temurun.Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Klaten, luas wilayah Desa Plosowangi tercatat sebesar 1,62 kilometer persegi atau 162 hektare. Mayoritas dari lahan ini dialokasikan sebagai lahan pertanian sawah, yang menjadi tulang punggung kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat desa.Secara administratif, Desa Plosowangi memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Berbatasan dengan Desa Karangasem
Berbatasan dengan Desa Japanan
Berbatasan dengan Desa Tugu
Berbatasan dengan Desa Mlese
Menurut data kependudukan terakhir, jumlah penduduk Desa Plosowangi ialah 2.950 jiwa. Dengan luas wilayah 1,62 km², maka tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.821 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan komunitas perdesaan yang cukup padat, dengan pola permukiman yang umumnya mengelompok dan dikelilingi oleh lahan pertanian.
Asal-Usul Nama Plosowangi yang Sarat Makna
Nama sebuah tempat sering kali merupakan rekaman sejarah atau penanda kondisi alam di masa lalu. Hal ini berlaku pula bagi Desa Plosowangi, yang namanya diyakini kuat berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Jawa: "Ploso" dan "Wangi"."Ploso" merujuk pada nama sejenis pohon (Butea monosperma), yang dikenal dengan bunganya yang berwarna merah atau jingga menyala dan sangat indah saat mekar. Pohon Ploso sering kali menjadi penanda penting dalam lanskap pedesaan Jawa di masa lampau. Sementara itu, "Wangi" berarti harum atau memiliki aroma yang sedap.Menurut cerita tutur yang diwariskan di kalangan masyarakat, dahulu kala di wilayah ini terdapat sebatang pohon Ploso yang sangat besar dan konon memiliki bunga yang menebarkan aroma wangi yang khas. Pohon tersebut menjadi tetenger atau penanda utama bagi orang-orang yang melintas atau berkumpul di daerah itu. Karena keunikannya, wilayah di sekitar pohon itu kemudian dikenal dengan sebutan "Plosowangi". Lebih dari sekadar nama, filosofi ini juga menyiratkan harapan agar desa tersebut senantiasa memiliki nama yang "harum" atau reputasi yang baik, serta kehidupan masyarakatnya yang indah dan sejahtera.
Struktur Pemerintahan dan Fasilitas Desa
Penyelenggaraan pemerintahan di Desa Plosowangi dipimpin oleh seorang Kepala Desa beserta jajaran perangkat desa yang meliputi Sekretaris Desa, Kepala Urusan (Kaur), Kepala Seksi (Kasi), dan Kepala Dusun (Kadus). Kantor Balai Desa menjadi pusat kegiatan administratif, pelayanan masyarakat, serta perencanaan dan koordinasi program pembangunan desa.Untuk memastikan pelayanan dan pembinaan menjangkau seluruh lapisan masyarakat, wilayah desa dibagi ke dalam beberapa dusun, Rukun Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT). Struktur ini menjadi tulang punggung dalam menjaga ketertiban, menyalurkan aspirasi, dan melaksanakan program-program desa secara partisipatif.Fasilitas publik dasar juga telah tersedia secara memadai. Di bidang pendidikan, terdapat lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) sebagai sarana pendidikan formal bagi anak-anak. Di sektor kesehatan, kegiatan Posyandu rutin digelar untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, yang menjadi ujung tombak dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Sarana ibadah seperti masjid dan musala juga tersebar di berbagai penjuru desa, berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial.
Ekonomi Berbasis Pertanian dan Keunggulan Peternakan Itik
Perekonomian Desa Plosowangi berakar kuat pada sektor agraris. Pertanian tanaman padi menjadi kegiatan ekonomi utama yang menyerap sebagian besar tenaga kerja dan menjadi sumber pendapatan andalan bagi banyak keluarga. Dukungan sistem irigasi yang relatif baik memungkinkan petani untuk melakukan penanaman padi secara intensif sepanjang tahun.Akan tetapi, Desa Plosowangi memiliki keunggulan komparatif yang menonjol di sektor peternakan, khususnya budidaya itik atau bebek. Desa ini dikenal sebagai salah satu sentra peternakan itik di Kecamatan Cawas. Banyak warga yang menjadikan ternak itik sebagai usaha sampingan maupun sumber pendapatan utama. Usaha ini umumnya dikelola dalam skala industri rumahan, dengan fokus pada produksi telur dan sebagian kecil untuk daging.Keunikan dari sistem ini ialah adanya simbiosis mutualisme antara pertanian padi dan peternakan itik. Setelah masa panen padi, para peternak sering kali menggembalakan itik mereka di lahan sawah (sistem angon). Itik-itik tersebut memakan sisa-sisa gabah yang tercecer, serangga, dan keong mas yang menjadi hama bagi tanaman padi. Di sisi lain, kotoran itik berfungsi sebagai pupuk organik alami yang membantu menyuburkan kembali tanah sawah."Selain bertani, kami juga beternak bebek. Hasil telurnya bisa dijual setiap hari, jadi ada pemasukan harian sambil menunggu panen sawah. Kalau sudah panen, bebeknya bisa dilepas di sawah untuk cari makan," jelas seorang warga yang juga peternak itik. Produk olahan utama dari usaha ini ialah telur asin, yang telah menjadi produk khas dan memiliki pasar tersendiri.
Kehidupan Sosial yang Rukun dan Produktif
Masyarakat Desa Plosowangi menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan kerukunan. Semangat gotong royong dan guyub rukun masih menjadi landasan dalam interaksi sosial sehari-hari. Tradisi saling membantu, baik dalam kegiatan pertanian, acara hajatan, maupun saat ada warga yang tertimpa musibah, masih terpelihara dengan baik.Lembaga kemasyarakatan seperti Karang Taruna, PKK, dan Kelompok Tani/Ternak memegang peranan penting dalam dinamika sosial desa. Karang Taruna mewadahi aktivitas para pemuda, PKK menjadi motor penggerak pemberdayaan perempuan, sementara Kelompok Ternak menjadi forum penting bagi para peternak itik untuk berbagi pengalaman, mendapatkan penyuluhan, dan mengatasi masalah secara kolektif. Kegiatan keagamaan seperti pengajian dan perayaan hari besar Islam juga menjadi momen yang mempererat tali persaudaraan antarwarga.
Tantangan dan Arah Pengembangan Masa Depan
Sebagai desa agribisnis, Plosowangi menghadapi tantangan yang spesifik. Di sektor pertanian, ancaman hama, perubahan iklim, dan fluktuasi harga gabah tetap menjadi isu klasik. Sementara di sektor peternakan itik, tantangan yang dihadapi antara lain risiko serangan penyakit atau wabah (seperti flu burung), kenaikan harga pakan, serta manajemen limbah ternak agar tidak mencemari lingkungan.Namun prospek pengembangannya sangat menjanjikan. Arah pengembangan ke depan dapat difokuskan pada peningkatan nilai tambah produk. Untuk peternakan itik, perlu ada upaya branding dan standardisasi kualitas untuk produk "Telur Asin Plosowangi" agar dapat menembus pasar yang lebih luas. Diversifikasi produk olahan, seperti abon bebek atau telur asin aneka rasa, juga dapat dijajaki.Pemerintah desa dapat memfasilitasi pembentukan koperasi peternak untuk memperkuat posisi tawar dan mempermudah akses terhadap pakan yang lebih murah serta pasar yang lebih stabil. Peningkatan praktik biosecurity dan pengelolaan limbah ternak menjadi pupuk organik juga akan menciptakan sistem peternakan yang lebih berkelanjutan.Desa Plosowangi adalah bukti nyata bagaimana sebuah desa mampu mengoptimalkan potensi agrarisnya secara kreatif. Dengan memadukan ketangguhan sektor pertanian padi dengan ceruk ekonomi di bidang peternakan itik, masyarakatnya telah membangun sebuah sistem ekonomi yang resilien. Berlandaskan sejarah nama yang penuh harapan dan semangat kebersamaan yang terjaga, Plosowangi berpotensi besar untuk terus maju sebagai desa agribisnis yang mandiri dan berdaya saing.
